Salah satu tugas divisi IT atau pengembangan sistem di perusahaan adalah membangun aplikasi sesuai kebutuhan perusahaan. Baik pengembangan aplikasi secara in-house maupun menggunakan jasa vendor IT eksternal, ada hal-hal yang perlu dipastikan agar pembangunan aplikasi berjalan dengan baik dan kerugian perusahaan akibat ketidaklancaran proses dapat diminimalisasi.
Sebelum membuat aplikasi, kita harus memahami apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Misalnya, antara aplikasi untuk absensi karyawan dan purchasing order tentu saja berbeda pengembangannya, karena field yang digunakan memiliki subject yang berbeda. Kita harus memastikan tujuan aplikasi secara jelas di awal, untuk menentukan keperluan pengembangan aplikasi dan apa saja yang perlu disiapkan.
Selanjutnya, setelah menentukan tujuan pembuatan, kita perlu memutuskan teknologi apa yang akan dipakai, yaitu bergantung pada aplikasi yang dikembangkan. Apakah aplikasi ini dirancang khusus mobile, khusus desktop, atau keduanya? Database technology juga harus dipastikan sesuai kebutuhan dan budget, apakah ingin menggunakan Oracle atau SQL Server? Sistem operasi bisa Windows atau Linux, dan penyimpanan data bisa on-premise atau menggunakan cloud services. Kita harus memastikan penggunaan teknologi yang tepat guna dan dapat memaksimalkan fungsi aplikasi tersebut. Kita harus mencari tahu lebih banyak dan mendiskusikan hal ini dengan para developer kita.
Setelah tujuan dan teknologi yang akan digunakan sudah jelas, langkah berikutnya adalah memilih developer yang akan membuat aplikasi. Pembangunan oleh divisi internal juga harus disertai proposal pembuatan layaknya vendor eksternal. Walaupun lebih hemat secara anggaran biaya, namun jangan lupa dipertimbangkan, apakah membangun aplikasi secara in-house justru jadi kurang efisien karena menyita waktu lebih banyak dari pekerjaan reguler tim IT. Jika memutuskan untuk menggunakan vendor eksternal, buatlah perbandingan dengan cara membuat tender/pitching untuk mengetahui harga pasaran & kualitas yang dibutuhkan. Kita harus memastikan juga untuk membuat perjanjian transparansi kerja dari awal agar tidak tertipu oleh janji manis vendor, serta menghindari kebocoran data.
Mengenal Tahapan Pembuatan Aplikasi dari Awal hingga Pemeliharaan
Model perencanaan yang digunakan dalam manajemen proyek, yang menggambarkan tahapan yang terlibat dalam proyek pengembangan sistem informasi disebut dengan SDLC (Software/System Development Life Cycle). Mulai dari konsep & studi kelayakan awal hingga maintenance aplikasi yang telah selesai. Mengimplementasikan SDLC dalam pembangunan aplikasi akan sangat membantu pengembangan dan keberlanjutan fungsi aplikasi. Berikut tahapan yang dapat diikuti dalam menjalankan SDLC pada proyek aplikasi perusahaan:
1. Analisa kebutuhan (requirement analysis) oleh business analyst/project manager
2. Grand design oleh business analyst dan desain secara mendetail oleh system and technical analyst
3. Coding oleh app developer/programmer/engineer
4. Tes aplikasi dan pengecekan kualitas oleh pengguna
5. Proses instalasi (deploy)
6. Memastikan aplikasi siap dipakai, serta dicek oleh business analyst/developer
7. Proses pemberian BAST (Berita Acara Serah Terima) & training untuk transfer pengetahuan dari developer ke pengguna
Dokumentasi yang dibuat harus sesuai dengan aplikasi yang dibangun dan selalu update untuk pengembangan aplikasi selanjutnya atau aplikasi yang berhubungan nantinya. Biasanya proses dokumentasi data menjadi hal yang terlupakan oleh developer yang fokus pada pembangunan aplikasi. Padahal, sangat penting untuk dapat menciptakan integrasi antar aplikasi agar tidak mengalami proses yang menyulitkan di kemudian hari, seperti mencari data yang entah disimpan di database aplikasi yang mana. Agar tidak mengalami susahnya mencari data secara manual di setiap database aplikasi, gunakan tools yang dapat memetakan data dari berbagai aplikasi secara menyeluruh. Proses pencarian selama 3 jam pun dapat dikerjakan dalam 3 menit.
Poin-poin di atas merupakan garis besar yang harus dicanangkan dalam proses pembuatan aplikasi perusahaan. Setelah pembuatan, tentu ada maintenance yang harus dijaga, termasuk yang rentan bermasalah di dalam aplikasi adalah mengenai dokumentasi dan keamanan aplikasi.
Sebelum membuat aplikasi, kita harus memahami apa saja yang dibutuhkan oleh perusahaan. Misalnya, antara aplikasi untuk absensi karyawan dan purchasing order tentu saja berbeda pengembangannya, karena field yang digunakan memiliki subject yang berbeda. Kita harus memastikan tujuan aplikasi secara jelas di awal, untuk menentukan keperluan pengembangan aplikasi dan apa saja yang perlu disiapkan.
Rapat Team IT Deskotin dengan PT. Cipta Solusi Digital di RRC Pasar Minggu, 12 Mei 2019 |
Setelah tujuan dan teknologi yang akan digunakan sudah jelas, langkah berikutnya adalah memilih developer yang akan membuat aplikasi. Pembangunan oleh divisi internal juga harus disertai proposal pembuatan layaknya vendor eksternal. Walaupun lebih hemat secara anggaran biaya, namun jangan lupa dipertimbangkan, apakah membangun aplikasi secara in-house justru jadi kurang efisien karena menyita waktu lebih banyak dari pekerjaan reguler tim IT. Jika memutuskan untuk menggunakan vendor eksternal, buatlah perbandingan dengan cara membuat tender/pitching untuk mengetahui harga pasaran & kualitas yang dibutuhkan. Kita harus memastikan juga untuk membuat perjanjian transparansi kerja dari awal agar tidak tertipu oleh janji manis vendor, serta menghindari kebocoran data.
Mengenal Tahapan Pembuatan Aplikasi dari Awal hingga Pemeliharaan
Model perencanaan yang digunakan dalam manajemen proyek, yang menggambarkan tahapan yang terlibat dalam proyek pengembangan sistem informasi disebut dengan SDLC (Software/System Development Life Cycle). Mulai dari konsep & studi kelayakan awal hingga maintenance aplikasi yang telah selesai. Mengimplementasikan SDLC dalam pembangunan aplikasi akan sangat membantu pengembangan dan keberlanjutan fungsi aplikasi. Berikut tahapan yang dapat diikuti dalam menjalankan SDLC pada proyek aplikasi perusahaan:
1. Analisa kebutuhan (requirement analysis) oleh business analyst/project manager
2. Grand design oleh business analyst dan desain secara mendetail oleh system and technical analyst
3. Coding oleh app developer/programmer/engineer
4. Tes aplikasi dan pengecekan kualitas oleh pengguna
5. Proses instalasi (deploy)
6. Memastikan aplikasi siap dipakai, serta dicek oleh business analyst/developer
7. Proses pemberian BAST (Berita Acara Serah Terima) & training untuk transfer pengetahuan dari developer ke pengguna
Dokumentasi yang dibuat harus sesuai dengan aplikasi yang dibangun dan selalu update untuk pengembangan aplikasi selanjutnya atau aplikasi yang berhubungan nantinya. Biasanya proses dokumentasi data menjadi hal yang terlupakan oleh developer yang fokus pada pembangunan aplikasi. Padahal, sangat penting untuk dapat menciptakan integrasi antar aplikasi agar tidak mengalami proses yang menyulitkan di kemudian hari, seperti mencari data yang entah disimpan di database aplikasi yang mana. Agar tidak mengalami susahnya mencari data secara manual di setiap database aplikasi, gunakan tools yang dapat memetakan data dari berbagai aplikasi secara menyeluruh. Proses pencarian selama 3 jam pun dapat dikerjakan dalam 3 menit.
Poin-poin di atas merupakan garis besar yang harus dicanangkan dalam proses pembuatan aplikasi perusahaan. Setelah pembuatan, tentu ada maintenance yang harus dijaga, termasuk yang rentan bermasalah di dalam aplikasi adalah mengenai dokumentasi dan keamanan aplikasi.
0 Komentar