PT Bank Bukopin Tbk (BBKP) diketahui telah merevisi laporan keuangan konsolidasi untuk tahun buku 2016. Hal ini menyebabkan laba bersih Bukopin pada 2016 yang sebelumnya terlihat tumbuh 13,13% sebenarnya telah anjlok 81% dibandingkan dengan tahun 2015.

Berdasarkan publikasi laporan keuangan Bukopin tahun buku 2017 yang terbit akhir Maret 2018, revisi signifikan dilakukan pada bagian pendapatan provisi dan komisi dari sebelumnya tercatat Rp 1,06 triliun diubah menjadi Rp 317,88 miliar. Revisi ini menyebabkan pendapatan turun lebih dari Rp 743 miliar.

Sementara itu pendapatan bunga dan syariah bersih direvisi dari Rp 3,59 triliun menjadi Rp 3,57 triliun. Adapun beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan direvisi meningkat dari Rp 649,05 miliar menjadi Rp 797,65 miliar.

Hal ini menyebabkan beban perseroan pada bagian ini meningkat Rp 148,6 miliar.

Seluruh revisi tersebut menyebabkan laba operasional Bank yang dikendalikan oleh Bosowa Group ini sebenarnya hanya Rp 476,57 miliar dibandingkan dengan publikasi sebelumnya Rp 1,39 triliun.

Adapun laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk yang sebelumnya dipublikasi Rp 1,08 triliun sebenarnya hanya Rp 183,56 miliar.

Sementara itu, revisi juga terjadi pada total kredit dan pembiayaan syariah dari sebelumnya Rp 72,47 triliun, turun Rp 1,9 triliun menjadi Rp 70,56 triliun. Total asset juga direvisi turun Rp 2,62 triliun menjadi Rp 102,78 triliun dari sebelumnya Rp 105,4 triliun.

Adapun total ekuitas direvisi turun sebesar Rp 2,62 triliun dari Rp 9,53 triliun menjadi Rp6,91 triliun. Penurunan total ekuitas dipengaruhi oleh revisi saldo laba sebesar Rp 2,62 triliun menjadi Rp 5,52 triliun.
Revisi ini mencerminkan bahwa kinerja Bank yang berencana melakukan rights issue pada Juni mendatang ini sebenarnya telah mengalami tekanan sejak 2016 lalu dan berlanjut pada 2017.

Laba bersih Bukopin pada 2016 telah anjlok 81% dibandingkan dengan setahun sebelumnya dan laba per saham telah kehilangan nilai lebih 80% menjadi hanya Rp 20 dari posisi 2015 Rp 106.

Dalam informasi di laporan keuangan disebutkan bahwa penyajian kembali laporan keuangan konsolidasi 2016 dilakukan untuk koreksi atas kesalahan penyajian dua hal. Pertama, piutang kartu kredit bank yang disebabkan oleh modifikasi data kartu kredit tertentu.

Kedua, pembiayaan Bank Syariah Bukopin terkait penambahan saldo cadangan kerugian penurunan nilai debitur tertentu.

"Pada tanggal penyelesaian dan otorisasi untuk penerbitan laporan keuangan konsolidasian ini, Bank telah mengambil langkah-langkah yang tepat, dan akan melanjutkan untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan, untuk menangani isu modifikasi data kartu kredit tersebut di atas," penjelasan dari laporan keuangan.

Direktur Utama Bank Bukopin Eko Rachmansyah Gindo belum menjawab pemintaan konfirmasi dari CNBC Indonesia melalui pesan interaktif tentang revisi laporan keuangan 2016.

Sumber : laman online CNBC, 24 April 2018