Ticker

6/recent/ticker-posts

Advertisement

Responsive Advertisement

Mengenal MACD (Moving Average Convergence Divergence) Pada Saham



Apakah yang dimaksud sebagai indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence)?  Bagaimana cara menggunakannya dalam bertransaksi saham? Saya akan menjelaskan lebih mendalam mengenai MACD pada artikel ini.

Trading Dengan Menggunakan Indikator MACD (Moving Average Convergence Divergence)

Mempelajari trading untuk momentum jangka pendek termasuk salah satu kegiatan yang sulit. Akan tetapi lebih sulit lagi ketika seseorang tidak menggunakan alat indikator yang layak.

Dalam artikel ini saya akan membahas indikator yang cukup populer di kalangan trader analis teknikal, yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD).

Gerald Appel mengembangkan indikator ini pada tahun 1960, indikator ini termasuk salah satu yang cukup sederhana untuk digunakan.

Apa itu indikator MACD?

MACD (Moving Average Convergence Divergence) adalah indikator yang sangat sederhana dan berguna bagi seorang trader.

MACD merupakan suatu indikator dari analisa teknikal. MACD juga adalah indikator untuk mendeteksi jenuh beli (overbought) dan jenuh jual (oversold) dengan melihat hubungan antara Moving Average jangka panjang dan pendek.

Perbedaan antara MACD dan garis sinyal seringkali dihitung dan dinyatakan tidak dalam bentuk garis tetapi dalam bentuk grafik bar histogram. Konstruksi ini dibuat oleh Thomas Aspray pada tahun 1986.

MACD sebagai indikator memiliki 3 bagian, yang terdiri dari 2 garis, dan 1 histogram. Di dalam analisis MACD berikut 3 elemen tersebut:

    1. Signal Line. Biasanya berwarna merah. Dihitung dari EMA (Exponential Moving Average) dalam rentang waktu 9 hari. Periode Signal Line bisa diubah.
    2. MACD Line. Garis ini dihitung dari pengurangan EMA selama 26 hari dan 12 hari (EMA12 – EMA26). Periode dapat diubah sesuai preferensi.
    3. MACD Histogram. Grafik Bar MACD histogram ini dihitung dari pengurangan dari nilai MACD line dengan signal line (MACD line – Signal Line).

Dari contoh di atas, maka MACD tersebut ditulis: MACD (12, 26, 9). Periode standar yang disarankan oleh Gerald Appel sendiri pun pada tahun 1960-an adalah dengan menggunakan periode 12 dan 26 hari.



Pada contoh grafik di atas, menunjukkan ketiga elemennya secara bersamaan. Grafik yang atas adalah harga saham, grafik yang bawah memiliki MACD line dalam merah dan signal line putus-putus dalam warna merah muda dan yang berwarna hijau dalam bentuk histogram adalah selisih nilai antara keduanya.

Ada pun fungsi dan kegunaan dari indikator ini antara lain:

  1. Mengidentifikasi tren harga saham
  2. Mengetahui pembalikan arah tren, dan mendeteksi momentum
  3. Mengidentifikasi jenuh beli dan jenuh jual

 

#1 MACD Line dan Signal Line

MACD merupakan indikator yang bersifat Trend Following. Dirancang untuk mengindentifikasi perubahan tren, dan umumnya tidak direkomendasikan untuk digunakan dalam kondisi pasar yang bergejolak.

Indikator MACD berfungsi untuk menunjukkan tren yang sedang terjadi. MACD line dapat digunakan untuk mengetahui tren pasar.

Selain itu MACD juga dapat digunakan untuk mengetahui kapan waktu untuk menjual dan membeli. Berikut dua bentuk sinyal perdagangan dari MACD yaitu:


MACD terhadap Nol

Jika nilai MACD positif (di atas nol), berarti pasar bersifat Bullish. Sedangkan bila nilai MACD negatif (di bawah nol), berarti pasar bersifat Bearish.


MACD terhadap Signal Line

Bila MACD line menembus ke atas atas signal line, maka saat itu adalah saat yang tepat untuk membeli karena pasar memulai trend Bullish.

Sedangkan bila MACD line menembus ke bawah signal line, maka saat itu adalah saat untuk menjual karena pasar memulai trend Bearish.



Dengan menggabungkan kedua fungsi MACD di atas, saat untuk membeli atau menjual adalah sebagai berikut:

  1. Saat untuk membeli apabila MACD bernilai positif dan MACD line memotong signal line dari bawah ke atas (Golden Cross).
  2. Saat untuk menjual apabila MACD bernilai negatif dan MACD line memotong signal line dari atas ke bawah (Dead Cross).

Dengan mengembangkan kedua fungsi tersebut, investor dapat mengurangi risiko dan benar-benar yakin akan tren yang terjadi.


#2 MACD Histogram

Selain menggunakan MACD line, data MACD histogram juga dapat dipakai untuk menentukan langkah transaksi.

Data MACD histogram didapat dari nilai MACD line dikurangi signal line. Hasil grafik histogramnya adalah grafik bar yang berfluktuasi di atas dan di bawah garis nol.

Grafik MACD histogram menunjukkan saat terjadi perlintasan, sewaktu garis MACD melintasi menembus angka nol pada histogram maka dapat dikatakan bahwa MACD telah menembus garis sinyal.

Cara menggunakan MACD histogram juga sama mudahnya. Bila MACD histogram positif, itulah saat untuk membeli. Sedangkan bila MACD Histogram negatif, berarti saat untuk menjual.

MACD line menembus Golden Cross dapat terlihat dalam histogram yaitu saat MACD histogram menembus dari nilai negatif menjadi positif.

Begitu pula sebaliknya MACD line menembus Dead Cross dapat terlihat dalam histogram yaitu saat MACD histogram menembus dari nilai positif menjadi negatif


Dalam beberapa kasus, data histogram dapat memberikan sinyal lebih cepat dibandingkan menggunakan grafik MACD line dan Signal line.

Patokannya adalah apakah grafik histogram sudah membentuk puncak atau belum, dalam arti apakah pasar telah jenuh beli maupun jenuh jual. Setelah bar terpanjang terjadi satu atau dua penurunan, itulah saatnya untuk membeli atau menjual.



Cepat dan Mudah Mengidentifikasi Arah Tren

Indikator MACD adalah alat yang populer dalam analisis teknikal, karena memberikan trader kemampuan untuk dengan cepat dan mudah mengidentifikasi arah tren jangka pendek.

Sinyal transaksi yang jelas membantu meminimalkan subjektivitas dalam perdagangan dan persilangan yang terjadi pada garis sinyal memudahkan bagi para trader untuk memastikan bahwa mereka masuk pada momentum yang tepat.

Meskipun atribut MACD ini jelas, seperti halnya dengan setiap indikator, trader atau analis perlu berhati-hati. MACD tidak terikat untuk suatu range, sehingga apa yang dianggap sangat positif atau negatif dalam satu indikator mungkin tidak demikian dalam indikator lainnya.

Namun dengan waktu dan pengalaman yang cukup, siapa saja yang ingin menganalisis data grafik dapat memanfaatkan MACD.


Sumber Referensi: 

Wira, Desmond. 2010. Analisis Teknikal Untuk Profit Maksimal. Jakarta: Exceed Books

Artikel ini telah tayang di www[dot]financialku[dot]com pada February 23rd, 2017

Posting Komentar

0 Komentar