Dalam artikel saya sebelumnya, saya sempat membahas konsep dasar menabung saham dan reksadana. Artinya membeli saham atau reksadana secara konsisten dalam nominal yang tetap.

Strategi menabung saham dan reksadana saham memberikan beberapa keuntungan jangka panjang. Meski sederhana, strategi ini akan sangat ampuh diterapkan dalam jangka panjang dan mampu memberikan buah investasi luar biasa.

Ketika pasar naik, investor dapat mendapat saham atau unit penyertaan reksadana lebih sedikit, tapi hasil investasi mulai berbunga. Dan saat pasar turun, investor mendapatkan keuntungan, yaitu jumlah saham yang akan dibeli semakin banyak. Unit penyertaan reksadana saham juga semakin banyak ketika pasar saham sedang anjlok.

Jika menabung reksadana, Anda tidak perlu repot memilih isi portofolio investasi. Ada manajer investasi reksadana yang mengatur.

Bagaimana dengan investor saham? Yang sering menjadi masalah, cara memilih saham. Tidak semua saham bisa ditabung dan berbuah banyak dalam jangka panjang.

Ada beberapa saham yang justru terus turun dan menjadi "koleksi" sepanjang masa. Harga tidak naik-naik, jadi seperti koleksi barang antik.

Ada beberapa tip memilih saham untuk ditabung jangka panjang. Jangan sampai setelah jangka panjang perusahaan kolaps. yang diinginkan, setelah disimpan, pohon investasi tumbuh dan berbuah. Investor mendapat imbal hasil dari pertumbuhan harga dan dividen.

Perusahaan apa yang bisa seperti itu? Pasti bukan perusahaan yang sedang bertumbuh. Risiko berinvestasi dan menabung saham pada perusahaan yang sedang bertumbuh sangat besar. Yakni risiko collapse dan risiko laba yang tidak konsisten.

Pilihlah perusahaan yang mapan dan cukup besar. Biasanya pertumbuhan laba perusahaan seperti ini tidak terlalu cepat, tap konsisten. Risiko collapse dalam jangka panjang kecil.

Beberapa perusahaan berkapitalisasi besar yang menduduki peringkat teratas ETF EIDO atara lain TLKM, BBCA, ASII, BBRI, BMRI, UNVR, HMSP.

Dalam menabung saham, sebaiknya tidak memilih perusahaan dari sektor komoditas, termasuk agrikultur dan pertambangan. Harga saham mereka sangat terpengaruh dengan harga komoditas.

Komoditas bukan sektor yang kebal krisis. Sebagai contoh, sektor batubara. Ketika terjadi perlambatan ekonomi di China, sektor batubara sempat terpukul karena berkurangnya permintaan.

Yang bisa dipilih untuk menabung saham adalah sektor yang cenderung defensif, yakni konsumsi yang cenderung kebal krisis, seperti UNVR, INDF dan ICBP. Perbankan, meski siklikal, bisa dilirik untuk menabung saham : BMRI, BBRI, BBCA.

Jika beli jual jangka pendek, Anda bisa beli saham apa pun, selama ada fluktuasi. Tak ada batasan sektor dan ukuran emiten, selama tren naik dan fluktuatif.

Tip artikel ini khusus investor penabung saham secara konsisten. Pilihan saham dan strategi berbeda jika investor jangka panjang memilih berinvestasi dengan strategi lump sump, bukan dengan menabung saham.


Salam profit.



Oleh : Ellen May, Praktisi Pasar Modal
Kontan, Sabtu, 13 Februari 2016